Pada 5-7 Oktober lalu, SMA Santa Ursula mengadakan retret,
retret dibagi menjadi 2 gelombang, dan
tempat retretnya pun terpisah-pisah. Saya dan Cynthia mengikuti retret Penemuan Jati Diri karena kami
non-katolik. Hanya ada 33 orang yang
mengikuti retret ini, kesannya menjadi seperti retret pribadi. Retret kami
berlokasi di Griya Alam Ciganjur.
Kami tiba pada sekitar pk. 12.30, kami diberi istirahat
sampai pk. 14.00 untuk menunggu waktu pembagian kamar. Saat menunggu, kami
diijinkan berkeliling area retret. Tempat retret kami sangat luas dan asri,
seperti bukan di daerah Jakarta. Begitu banyak pohon-pohon rindang, bahkan
seperti kebun binatang. Di sana, terdapat rusa, bebek dalam kandang yang besar,
dan beberapa kandang yang didalamnya tidak terdapat binatang. Pada siang hari,
meskipun di sana sudah cukup rindang, masih terasa sangat panas. Saya dan
beberapa teman saya berfoto sambil menikmati binatang-binatang di sana.
Setelah berkeliling, kami memasuki kamar masing-masing dan
membereskan barang-barang kami. Kamar di sana cukup nyaman, tetapi ada beberapa
kamar yang lampunya sangat redup, dan banyak nyamuk. Saya mendapat kamar dengan
lampu yang terang, dan tidak begitu banyak nyamuk. Suasana kamar mandi cukup
menakutkan, dan lorong kamar juga tampak seperti biara-biara. Kami pun memulai
sesi pertama yang dimulai dengan perkenalan kakak pembina. Kakak pembina kami
ada 2 yaitu Kak Danang dan Kak Tarto. Di
sana banyak waktu kami untuk beristirahat,
makanan dan camilan yang disediakan sangat banyak dan pastinya sangat
enak. Pada malam hari, kami diberi materi mengenai grafik kehidupan, dimana
kami diberikan lembaran yang sudah digambarkan sumbu kebahagiaan dan kesedihan.
Kami diminta untuk melengkapi grafik itu yaitu menggambar seberapa banyak
kesedihan dan kebahagiaan dalam hidup. Dibalik lembaran itu, kami diminta
menulis kisah hidup kami dari bayi sampai kami berumur 17 tahun. Awalnya saya
berpikir, bahwa itu sangat membosankan. Namun ternyata, tak saya sadari, saya
berhasil menulis dengan panjang seperti essai biologi. Saya begitu menikmati
dalam menulis hal itu, dan saat menulis, saya membayangkan kisah-kisah hidup
saya. Setelah waktu sudah cukup malam yaitu pk.22.00, kami segera tidur.
AC dikamar sangat dingin, saya cukup merasa kedinginan saat
bangun di pagi hari. Ketika sudah mandi, kami bersiap-siap menuju ruang
pertemuan. Sebelum ke ruang makan untuk sarapan. Kami bersama-sama menuju ke
sebuah paviliun. Di sana, kami duduk bersila, dan diminta untuk memejamkan
mata. Suasana udara sangat sejuk dan saat memejamkan mata, terdengar banyak
suara yaitu suara burung, ayam, rusa, dan bebek. Masing-masing dari kami juga
diminta untuk mengamati sebuah benda di alam, dan menceritakan apa yang kita
lihat itu. Saya mengamati air danau yang tenang dan menjadi tergenang seperti
gelombang ketika tertiup angin. Alam mengajarkan kepada kita bahwa air layaknya
seseorang yang hidupnya selalu tenang, dan terkadang diterpa masalah sehingga
tergenang.
Pada hari ini, kami banyak bermain games yang dipandu oleh
kedua kakak pembina kami. Ada games opposite, thumbs up, bola siku, berpacu
dalam barisan, human crane, dan permadani terbang. Games yang paling berkesan
bagi saya adalah thumbs up. Dalam
permainan ini, kami diminta untuk membentuk formasi lingkaran dan jempol kiri
kami saling menggenggam satu sama lain, lalu seorang teman kami akan diangkat
satu persatu layaknya anggota cheerleaders. Saya adalah orang pertama yang
diangkat oleh teman-teman saya. Jujur, awalnya saya sangat takut dan tidak mau
mencoba, tetapi atas dorongan dari teman-teman saya, saya pun berhasil
diangkat. Ini adalah pengalaman pertama saya diangkat seperti itu, dan rasanya
cukup menyenangkan. Kami juga diberi materi mengenai kekuatan sugesti. Kami
diajarkan macam-macam pergerakkan tangan dan beberapa contoh nyata kekuatan
sugesti. Kami juga ditunjukkan kekuatan sugesti dimana 4 orang teman kami
diminta untuk maju dan mengangkat salah seorang teman kami dengan jari. Keempat
teman saya itu tidak berhasil setelah 3 kali mencoba. Lalu ketika saya, Cynthia
dan kedua teman saya yang lain diminta untuk maju, setelah mencoba yang kedua
kalinya, teman kami berhasil kami angkat dari satu kursi ke kursi yang lain.
Ternyata memang manusia mempunya kekuatan dalam pikirannya.
Pada malam hari, kami banyak melakukan permenungan. Setiap
orang ditempatkan pada jarak yang cukup jauh sekitar 4 meter dengan membawa
lilin dan buku tulis di luar ruangan retret. Suasana sangat dingin dan begitu
gelap. Saat saya sendirian, saya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
dibuku tulis. Saya merenung dan mulai memikirkan masa depan saya. Kalau
dipikir-pikir, benar sekali apa yang dikatakan kakak pembina bahwa kita terlalu
sibuk untuk meluangkan waktu bagi diri kita sendiri. Inilah saat yang tepat
untuk kita berbicara pada diri kita sendiri. Memang banyak sekali gangguan saat
merenung, diantaranya adanya pikiran-pikiran buruk yang muncul diiringi rasa
takut. Setelah selesai, kami diajak berkumpul duduk melingkar di ruangan dengan
lampu digelapkan. Kami diajarkan teknik untuk meredakan stres yang kami lakukan bersama-sama sebanyak 2
kali.
Pada hari berikutnya, sebelum pulang, kami mendapat sebuah
sesi mengenai perencanaan hidup kami
dimasa depan. Kami diberikan lembaran yang harus diiisi mengenai perencanaan
masa depan kami. Kami juga diberikan selembar kertas kecil untuk kami tuliskan
kata-kata motivasi dan dimasukkan ke dalam balon. Kami lalu menaruh balon itu
ditengah-tengah ruangan. Setiap siswa mengambil satu balon yang telah berisi
kata-kata motivasi itu dan memecahkan balon tersebut. Kami pun satu persatu
membacakan isi surat tersebut. Saya
mendapatkan kata-kata ‘Try to do your best’.
Sebelum pulang, kami dihidangkan makan siang yang sangat enak dan diberikan
kenang-kenangan dari suster.
![]() |
waktu luang sebelum memulai sesi retret |
![]() |
berfoto didekat kandang rusa |
makan bersama sebelum retret dimulai |
No comments:
Post a Comment